Womanblitzers, ada rencana apa nih weekend ini? ada yang berencana untuk pergi ke toko buku? Atau pengen ke toko buku tapi belum tahu ingin memilih buku apa ? tenang, womanblitz punya enam buku bergenre sastra karya anak bangsa yang sayang sekali untuk dilewatkan begitu saja...
Sirkus Pohon
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Harga : Rp. 79.000
Karya kesepuluh dari Andrea Hirata ini baru saja di rilis bulan Agustus 2017 ini, berkisah tentang seorang pengangguran bernama Hobri yang menemukan semangat dalam bekerja karena jatuh cinta, dan dia bekerja sebagai badut di sebuah sirkus kelililng. Selain itu kita juga akan disuguhi kisah orang-orang Melayu di pedalaman Belitong yang lugu, kisah cinta yang masygul, dan dibuat geleng-geleng kepala oleh intrik-intrik mereka yang luar biasa. Kita akan menemukan bahwa manusia memang tidak sempurna, tapi kita masih bisa menemukan kebijaksanaan dalam diri mereka.
Baiklah, Kawan, kuceritakan padamu soal pertempuranku melawan pohon delima di pekarangan rumahku dan bagaimana akhirnya pohon itu membuatku kena sel,lalu wajib lapor setiap Hari Senin, di Polsek Belantik. Benci nian aku pada delima itu, lihatlah pohon kampungan itu, ia macam kena kutuk. Pokoknya berbongkol-bongkol, dahan-dahannya murung, ranting-rantingnya canggung, kulit kayunya keriput, daun-daunnya kusut. Malam Jum’at burung kekelong berkaok-kaok di puncaknya, memanggil-manggil malaikat maut. Tak berani aku dekat-dekat delima itu, karena aku tahu pohon itu didiami hantu
Bagi para penyuka karya Andrea Hirata dengan bahasa penulisannya yang mengalir dengan bumbu kisah lucunya, buku ini wajib dimiliki.
Burung-Burung Rantau
Penulis : Y.B. Mangunwijaya
Penerbit : Gramedia
Harga : Rp. 78.000
Novel ini memang sudah diterbitkan sejak tahun 1992, namun bagi pecinta karya YB Mangunwijaya yang selalu cerdas merangkai kata, dalam dialog yang cerdas, narasi yang mudah dicerna dan kisahnya yang pandai melihat jaman, buku ini harus ada di koleksi buku anda...
Novel sastra ini berkisah tentang konflik di dalam keluarga Letnan Jenderal Wiranto, seorang mantan duta besar, Komisaris Bank Pusat Negara, veteran gerilyawan 1945 yang mempunyai lima orang putra dan putri yang lahir setelah masa kemerdekaan dengan karakter mereka yang unik sebagai individu, sukses dalam pekerjaan namun banyak terpengaruh budaya luar negeri.
Tanah Tabu
Penulis : Anindhita F. Thayf
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Harga : 53.000
Kurasakan hawa di ruangan sudah tidak nyaman. Badanku terasa panas, pegal, dan juga sedikit pusing. Mereka sudah mulai berkumpul, dan kelihatannya merasa terganggu dengan kegiatan ekspedisi ini. Ketika sampai di bagian belakang bengkel, bulu kudukku tiba-tiba meremang dan… Meski samar-samar, aku bisa melihat sebuah “bayangan”. Ia mendekat, seperti ingin berkomunikasi denganku. Sosok itu semakin dekat, dan… AAAKH!!! Wajahnya terlihat sangat hancur! Lalu, dari mulutnya yang penuh darah terdengar…“CEPAT PULANG, KALIAN TIDAK DIINGINKAN DI SINI!”
Novel yang menang dalam lomba menulis novel Dewan kesenian jakarta tahun 2008 ini berkisah tentang tentang kehidupan tiga generasi perempuan Papua yaitu: Mabel, Mace, dan Leksi, penduduk asli Papua dari suku Dani yang seharusnya adalah pewaris kekayaan alam Papua yang kaya tapi ironisnya mereka hidup miskin dan menderita akibat terjarahnya tanah mereka oleh para pendatang yang dengan rakus mengeruk kekayaan alam Papua. Selain itu, novel ini bercerita tentang budaya patriakhi suku Dani yang amat merugikan bagi kaum perempuan.
Amba
Penulis : Laksmi Pamuntjak
Penerbit :Gramedia Pustaka Utama
Harga : Rp. 128.000
Berkisah tentang seorang perempuan bernama Amba yang pergi ke Pulau Buru untuk mencari lelaki yang dikasihinya, yang memberinya seorang anak di luar nikah. Namanya Bhisma, seorang dokter lulusan Leipzig, JermanTimur, yang hilang karena ditangkap pemerintah Orde Baru dan dibuang ke Pulau Buru. Ketika kamp tahanan politik itu dibubarkan dan para tapol dipulangkan, Bhisma tetap tak kembali.
Novel pertama Laksmi Pamuntjak ini baru saja berganti cover. Terbit pertama kali pada 2012, berkisah tentang kisah Amba dan Bhisma dari Mahabarata dalam versi lebih modernnya dengan setting peristiwa pembantaian tahun 1965 dan tentang pembuangan di pulau Buru.
Pada tahun 2015 buku ini dialihbahasakan ke bahasa Jerman dengan judul Alle Farben Rot, yang menjadi nomor 1 dalam daftar Weltempfaenger untuk karya fiksi internasional terbaik yang diterjemahkan ke bahasa Jerman. Novel ini Ini juga muncul dalam daftar 8 Novel Paling Penting dari Pameran Buku Frankfurt 2015, Buku Terbaik De Bild di Frankfurt Book Fair 2015, dan Daftar 10 ORF Kultur (Austria) untuk November 2015.
Buku ini menang dalam penghargaan karya sastra dari Jerman, Litteraturpreis 2016. Amba sudah dialihbahasakan dalam bahasa Inggris, Jerman dan Belanda, dan untuk edisi cetakan di Amerika Serikat, buku ini berjudul The Question of Red yang dirilis pada Juli 2016.
Drupadi
Penulis : Seno Gumira Adjidarma
Penerbit : Gramedia
Harga : Rp. 62.000
“Maka hidup di dunia bukan hanya soal kita menjadi baik atau menjadi buruk, tapi soal bagaimana kita bersikap kepada kebaikan dan keburukan itu.”
Dewi Drupadi tidak menyukai suratan. Kehidupan manusia tidak ada artinya tanpa perjuangan. Jika segalanya telah menjadi suratan, apakah yang masih menarik dalam hidup yang berkepanjangan? Apakah usaha manusia tidak ada artinya? Apakah semuanya memang sudah ditentukan oleh dewa-dewa? Seperti ia yang menjadi istri dari lima ksatria Pandawa? (goodreads.com)
Novel terbaru karya Seno Gumira Ajidarma yang terbit 9 Januari 2017 lalu ini berkisah tentang cinta, dendam, hak seorang perempuan, dan kesetiaannya dalam menjalani peran dalam kehidupan. Kisah Drupadi yang harus membagi cintanya kepada 5 bersaudara Pandawa memang banyak diangkat menjadi sebuah kisah dalam buku, salah satunya adalah penulis asal India Citra Banerjee Divakaruni...namun tiap penulis mempunyai cara sendiri untuk menentukan angle ceritanya, bagaimana dengan karya dari sastrawan Seno Gumira Adjidarma yang banyak dikenal dengan karya-karya bukunya yang berkualitas? Bikin penasaran ya Womanblitzers...
Stasiun
Penulis : Putu Wijaya
Penerbit : Basa Basi
Harga : Rp. 70.000
Buku karya sastra dari Putu Wijaya ini sebenarnya sudah terbit sejak tahun 1979, namun bulan Juni kemarin buku yang sudah mengalami beberapa pembaharuan ini diterbitkan kembali oleh penerbit Basa Basi.
Lelaki tua yang kumal, bau, dan tulalit itu melakukan perjalanan pulang dengan kereta api. pulang! Alangkah indahnya kata itu! Segala kerinduan akan masa lalu, akan dapat terpenuhi. Masa-masa kecil yang bahagia seakan dapat diraih kembali dalam pelukan. Dapatkah lelaki tua itu sampai ke rumahnya? Tidak! Ia sudah mencoba ratusan kali, tetapi tidak pernah berhasil. Ia bahkan melihat mayatnya sendiri di rumahnya, dan para tetangga meyakinkan bahwa itu memang mayatnya. Kembali ke stasiun ia akhirnya terpaksa 'mengangkat kopor dan berjalan tanpa kata',