EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)
31 Mei 2017 18:15 WIB

Surabaya, bukan hanya sebuah kota bisnis, ataupun metropolis, kota ini menyimpan sudut-sudut kota yang menarik untuk dikunjungi, entah itu karena percampuran budayanya atau karena bangunan-bangunannya yang historis dan cantik, yang ikut membangun kota Surabaya menjadi kota yang sparkling seperti saat ini…

Sejarah kampong di Surabaya tidak lepas dari peraturan Wijkenstensel, di mana setiap etnis mempunyai kampung etnisnya dan harus menempati kampong etnisnya masing-masing. Pada jaman colonial Belanda itu, Belanda membagi masyarakat dalam kampong-kampung berdasarkan etnis, sampai akhirnya muncullah kampung Eropa, kampung Arab, Kampung Pecinan dan kampung Bumiputera.... dan peninggalan-peninggalan dari masing-masing kampung etnis ini memberi keindahan sendiri dalam keberagaman budaya yang membentuk kota Surabaya saat ini...percampuran dan keragaman kebudayaan itu membuat Surabaya menjadi sebuah kota yang eksotik, baik pada masyarakatnya maupun pada sudut-sudut kotanya...let's just check it out....

 

3. Kampung Eropa


EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

kantor pos Kebonrojo yang tidak berubah sampai sekarang.  photo source : wikimapia.com


EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

Gereja Katolik Kepanjen, gereja katolik tertua di Surabaya


Kawasan kampong Eropa di Surabaya pada jaman dahulu meliputi Jl. Rajawali (Heerenstraat), Jl. Jembatan Merah (Willemstraat) Jl. Kepanjen (Roomkatholikstraat) jl. Branjangan (Boomstraat), jln. Garuda (Schoolstraat) Jln. Penjara (Werfstraat) dan Jln. Veteran (Societeitstraat).

Pada sekitar tahun 1870-an, di Jalan Rajawali dan Jalan Veteran didirikan banyak perkantoran dan pertokoan dengan gaya arsitektur Belanda, kemudian berkembang ke selatan wilayah Surabaya, yaitu sepanjang Ketabang hingga Darmo. Ketika perdagangan di kawasan Kampung Eropa tumbuh subur sekitar tahun 1900-an, kawasan ini mengalami perluasan hingga ke Kaliasin, Gemblongan, dan Tunjungan. banyak di antaranya yang saat ini di gunakan sebagai kantor-kantor pemerintahan, seperti Kantor Gubenur jawa Timur, Balai Kota Surabaya, Balai Pemuda Surabaya.

 

EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

Gedung balai pemuda       photo source :ayokesurabaya.com


EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

Graha Wismilak tempo dulu.    photo source : grhawismilakfiles.wordpress.com


Graha Wismilak di kawasan Darmo Surabaya termasuk di dalamnya, berdiri pada tahun 1920an, dulu bangunan ini adalah toko yang menjual berbagai kebutuhan untuk kaum elit Belanda sampai tahun 1936. Sebelum beralih kepemilikan menjadi Toko Yan sampai tahun 1942, dan beralih lagi menjadi asrama tentara Jepang dan akhirnya direbut oleh para pejuang Surabaya dan mengalih fungsikannya menjadi Kantor Kepolisian Republik Indonesia pada tahun 1945 sampai 1993.

 

2.       Pecinan Surabaya


EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

Kawasan Kembang Jepun dikenal sebagai kawasan perniagaan tertua di Surabaya.

photosource:wikimapia.com


Pecinan atau Kampung Cina (atau Chinatown dalam Bahasa Inggris dan 唐人街 Tángrénjiē dalam Bahasa Mandarin ) merujuk kepada sebuah wilayah kota yang mayoritas penghuninya adalah orang Tionghoa.

Dan, Kampung Pecinan di Surabaya tersebar di lima kawasan, yaitu Karet, Kapasan, Waspada, Slompretan dan Kembang Djepun, namun yang lebih terkenal sebagai kawasan Chinatown nya Surabaya adalah kawasan Kembang Djepun ini.

Kembang Djepun awalnya bernama Handelstraat. Berubah ketika Tentara Jepang melakukan invasi di kawasan itu yang membuat para penghuni Tionghoa-nya melakukan ekspansi. Kawasan ini akhirnya menjadi kawasan hang-out bagi tentara Jepang dan kebanyakan dari mereka memiliki teman perempuan (kembang) di daerah ini sehingga kemudian dikenal dengan nama Kembang Jepun. Kawasan yang juga menjadi kawasan niaga pertama di Surabaya ini hinggga kini masih memiliki banyak bangunan yang orisinal dengan gaya arsitektur Tionghoa.

 

EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

Hotel Ganefo kawasan Kapasan Surabaya. foto source : yododo.com

 

EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

rumah abu Han di salah satu sudut Pecinan Surabaya   photo source :eastjavatraveler.com 


Sementara itu, kalau anda melewati kawasan Kapasan, akan akan menemukan Kelenteng Boen Bio yang ternyata menyimpan legendanya sendiri pada masa kolonialisme Belanda. Pada masa itu, politik adu domba oleh Pemerintah Belanda tidak hanya melanda penduduk Bumiputera namun juga warga Tionghoa, dan daerah kapan terkenal sebagai Kampung penuh perlawanan dengan sebutan Buaya Kapasan bagi orang-orangnya yang kebanyakan adalah ahli kungfu dan pemain barongsai yang tidak mau hidupnya diatur oleh pemerintah Kolonial Belanda. Bahkan Chinese camp di kawasan Kapasan ini pernah lo melakukan boikot untuk tidak melakukan kegiatan perdagangan dengan pemerintah Belanda kala itu… bayangkan…

Selain itu sepanjang Jalan Karet banyak sekali terdapat bangunan penginggalan kolonial dengan arsitektur khas Tiongkok. Gang-gang nya pun sangat menarik untuk ditelusuri, misalnya saja Jalan Gula atau Jalan Cokelat, apsti tahu dong…kawasan ini menjadi jujugan banyak orang yang mencari spot bagus untuk berfoto, yup banyak bangunan masih asli arsitekturnya dengan pilar, jendela, dan pintu berukuran besar plus ornamen Tiongkok seperti huruf Mandarin dan kaligrafi.

 

 

Apalagi kalau anda ingin menelusuri lagi jejak awal sejarah kampong etnis ini, anda kudu mengunjungi jalan Cokelat.  Dulu namanya Jalan Tepekong, di mana ada klenteng tertua di Surabaya bernama Hok An Kiong (klenteng Dewa Mazu).

 

EKSOTISME KAMPUNG-KAMPUNG TUA di SURABAYA (part 2)

kelenteng Boen Bio Kapasan Surabaya. gerbang sebelah kanan dari kelenteng adalah pintu gerbang untuk masuk ke kampung pecinan yang dulunya dikenal dengan para jagoannya yang diberi judul Buaya Kapasan.

photo source : sawoonq

 

There you go...sekarang semakin sayang kan dengan kota Surabaya kan? bagaimana tidak kalau ternyata banyak sudut yang menarik dari berbagai tempat di kota ini...dengan percampuran kebudayannya yang membuatnya semakin menarik untuk di jelajahi....

 

 

 







Gabung Milis

Daftarkan diri Anda dan dapatkan update terbaru dari WomanBlitz