Indonesia saat ini tengah disibukkan dengan kedatangan pemimpin tertinggi dari Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud bersama ribuan orang rombongannya. Pembahasan ini tentunya sudah menjadi bahan liputan oleh berbagai media sejak beberapa bulan lalu. Baik membahas hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi hingga kabar pangeran tampan yang turut berkunjung ke Indonesia.
Nah terkait kedatangan Raja Salman tersebut, Womablitz juga akan membahasnya namun bukan pembahasan yang berat melainkan masalah kebiasaan-kebiasaan warga arab yang sering kita lihat di televisi atau film. Berikut informasinya!
Tamu disambut layaknya Raja
Jika anda terkagum-kagum dengan upaya pemerintah Indonesia dalam menyambut Raja Salman, hal ini berkaitan dengan budaya yang terjadi di Arab sana. Orang Arab sangat terbiasa menyambut tamunya bagaikan seorang raja. Tamu akan dipersilahkan masuk dan duduk di karpet dengan kualitas bagus. Berbagai makanan lezat khas Arab juga akan disuguhkan untuk tamunya.
Seperti yang terjadi tahun lalu saat Presiden kita berkunjung ke Arab Saudi. Disana Jokowi mendapat sambutan protokoler oleh pemerintah Arab yang terkesan sangat wah dan berlebihan. Namun sebenarnya hal ini juga terjadi pada tamu-tamu biasa yang bukan pejabat tinggi negara sekalipun.
Bagi kepercayaan budaya Arab, tamu adalah penyambung tali silaturahmi, pembesar rezeki dan pelebur dosa-dosa. Jadi jangan heran ketika anda berkunjung kerumah teman anda yang menganut budaya Arab akan menyambut anda seperti seorang Raja.
Salam cipika-cipiki
Anda pasti sering bertanya-tanya kenapa pria Arab ketika bertemu saling berpelukan, kemudian cipika-cipiki. Ini juga merupakan budaya dari Arab yang berarti saling menghormati. Orang Arab merupakan orang yang ramah dan hangat, juga sebaliknya ketika bertemu dengan orang lain mereka mengharapkan hal yang sama.
Namun ternyata ada asal-usul dari budaya cipika-cipiki ini. Zaman dahulu orang Timur Tengah terutama Arab suka naik unta. Tentu tangan mereka bau karena banyak bersentuhan dengan unta tersebut. Maka saat bertemu dengan orang lain mereka memilih untuk cipika-cipiki dibandingkan bersalaman dengan tangan yang bau. Terkadang jika sudah sangat akrab, mereka akan saling menempelkan hidung sebagai salam.
Etika duduk di kursi
Sama seperti di Indonesia, Arab juga memiliki etika dalam bersikap khususnya duduk. Bagi mereka saat duduk di kursi sangat tidak diperbolehkan posisi kaki bersila hinga salah satu dari sepatu menghadap lawan bicara nada. Karena ini dianggap tidak sopan.
Semua kegiatan berhenti saat adzan berkumandang
Arab sangat tegas dalam hal yang satu ini. Tidak peduli apa agamanya, apa momennya, ketika adzan berkumandang semua aktivitas harus berhenti. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu ketika Obama berkunjung ke Arab, saat itu adzan Ashar berkumandang dan seketika Raja Salman meninggalkan Obama begitu saja. Hal ini tentu membuat protokoler secret service terbengong-bengong melihat kejadian tersebut. Bagaimana mungkin seorang Presiden adikuasa ditinggal begitu saja saat sedang melawat. Namun dalam budaya Arab, adzan adalah panggilan Tuhan yang jauh lebih penting dari apapun di dunia ini.
Sangat loyal dalam bersedekah
Budaya Arab secara umum sangat dermawan dalam sedekah dan terbiasa sedekah dalam nominal besar. Namun, uniknya mereka seperti tidak merasakan beban apa pun setelah mengeluarkan sedekah. Pemerintahan Arab sendiri sering sekali memberikan bantuan internasional dengan jumlah yang sangat banyak untuk negara-negara yang dianggap kekurangan.
Dalam prinsip budaya Arab, mereka berkeyakinan bahwa harta sejatinya hanyalah beban ketika meninggal nanti. Sehingga tidak mengherankan jika orang ber budaya Arab bisa saja memberikan semua hartanya begitu merasa dekat dengan kematian/sakit kritis.