Legong, karya yang pernah tampil di New York Fashion Week menjadi puncak CWFW 2017

Bertema Cultural heritage, Ciputra World Fashion Week 2017 Arcadia menutup gelaran akbarnya dengan peragaan busana karya kolaborasi desainer headpiece G.Liem dan desainer busana Catherine Njoo. Karya kolaborasi berjudul Legong, tarian tradisional Bali ini pernah tampil di New York Fashion Week, 7 September 2017 lalu dan mendapat sambutan yang positif dari publik pecinta fashion.

Cultural Heritage dari Bali dipilih oleh Catherine, karena baginya Bali sudah seperti rumah keduanya, dan Bali juga sudah dikenal oleh dunia. Pun Catherine memilih batik dari Bali untuk karyanya karena Batik Bali mempunyai gold embossed yang membedakannya dari yang lain. Dan inilah kesan Catherine yang mengusung batik untuk ditampilkan di New York Fashion Week 2017 “Saya bangga, bisa membawa karya anak bangsa dikenal oleh khalayak fashion dunia. Saya mau mereka tahu bahwa Batik itu Indonesia.”

Legong Mengusung gaya busana couture dengan hiasan embroiderry, beading dan siluet evening gown bergaya Eropa. Catherine mengatakan purpose dan harapannya ketika mencipta “Legong”…“Saya ingin Indonesian woman itu confident. Saya mau ketika perempuan memakai baju-baju itu mereka merasa cantik, believe in their self. Jadi power of woman-nya dapet. Saya mau menampilkan look yang seperti itu dalam karya-karya saya.”.

Dan tema ini semakin terasa grandeur dengan “Frangipani”, headpiece-headpiece cantik bernuansa emas yang di ciptakan oleh desainer headpiece G.Liem.

Salah satu kreasi “Frangipani” yang banyak mendapat applause adalah headpiece yang dikenakan oleh Paula Verhoven pada puncak peragaan busana minggu kemarin. Dilengkapi dengan robotic technique yang dikerjakan dengan sangat detail, headpiece ini berbentuk kelopak Frangipani dengan bagian dalam berbentuk Pura Bali yang terbuat dari kayu dengan LED di bagian dalamnya, dan kelopaknya bergerak membuka tutup seiring lenggokan sang model di catwalk.