Jika mendengan nama EKI Dance Company, pasti akan selalu berhubungan dengan nama Aiko. Perempuan berdarah Jepang dan Jawa ini adalah sosok dibalik suksesnya EKI Dance Company yang terkenal akan pertunjukannya yang spektakuler dan menghibur. Perempuan dengan nama lengkap Herwindra Aiko Senosoenoto lahir di Jakarta 26 Mei 1966. Aiko yang sekarang berumur 52 tahun telah memiliki ketertarikan akan dunia seni sejak ia di bangku SMA mulai dari mengikuti banyak kegiatan sebagai panitia hingga menjadi anggota paduan suara.
Walaupun sekarang Aiko dikenal sebagai direktur sekaligus produser dari pertunjukkan Eki Dance Company, sebenarnya ia tidak memiliki darah seni yang mengalir dari kedua orang tuanya. Ayah Aiko adalah seorang pengusaha dan ibu rumah tangga. Ibunda Aiko adalah seorang keturunan Jepang yang membuat kedua orang tua Aiko memberikan kebebasan dalam memilih keputusan bagi anak mereka.
“Mungkin karena ibu orang Jepang jadi keluarga saya lebih open dan liberal. Dan saya pun memang tidak terlalu suka diatur,” ungkap Aiko saat bertemu tim womanblitz.com di sesi latihan persiapan pentas EKI Update 3.1 di Surabaya. Karena alasan itulah Aiko menyukai dunia seni yang lebih bebas dalam kreatifitas maupun dalam jam kerja.
Dari berbagai banyak bidang seni, Aiko memilih seni tari. Menurut Aiko, seni tari lebih menarik karena lebih banyak unsur dalam pementasan tari. Mulai dari kostum, set panggung, properti, movement hingga komposisi musik dan makeup.
(Show EKI Update 3.1 berkolaborasi dengan YPAC Surabaya)
EKI (Eksotika Karmawibhangga Indonesia) Dance Company telah terbentuk sejak tahun 1996. Bersama sang suami yang baru saja pulang dari London setelan menyelesaikan sekolak tarinya, Aiko menemukan kesulitan untuk membuat sebuah karya di Indonesia karena sulitnya mengumpulkan penari-penari dalam satu waktu yang sama.
Pasangan suami istri ini pun akhirnya bersepakat untuk memulai semuanya dari bawah. Mulai dari melatih penari-penari yang belum bisa apa-apa menjadi penari yang berbakat dan bisa menjadi anggota EKI Dance Company. Tujuannya agar setiap pertunjukan, Aiko dan suami tidak perlu harus mencari penari baru lagi.
Selain aktif sebagai produser EKI Dance Company, Aiko juga aktif sebagai seorang pandita. Berkat kunjungannya sebagai pandita ke seluruh Indonesia, ia bertemu dengan banyak generasi muda yang menginginkan untuk berkarir di bidang seni namun tidak memiliki tujuan sekolah yang jelas hingga para anak muda yang bermasalah semua dikumpulkan menjadi satu dan dilatih untuk menjadi penari EKI Dance Company. Untuk menjadi bagian dari EKI Dance pun harus melalui seleksi audisi terlebih dahulu.
(Show EKI Update 3.1 di Surabaya)
Salah satu keuntungan menjadi ibu sekaligus produser tari bagi Aiko adalah ia berkesempatan untuk bekerja di rumah sekaligus bekerja bersama sang suami dan anak-anak. Sebagai seorang pekerja, Aiko tidak merasa kesulitan untuk membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga karena ia bekerja bersama keluarga bersama.
Aiko adalah sosok ibu yang sangat terbuka kepada anak-anaknya. “Saya ingin menjadi teman bagi anak-anak ketika mereka ada keluhan atau apa. Walaupun begitu saya tetap bukan teman mereka. Sebagai seorang ibu, saya tetap kasih aturan mana yang benar dan mana yang salah.” Aiko menerapkan kebebasan kepada anak-anaknya untuk mengambil keputusan dan berani bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri. Ia ingin anak-anaknya berani bertanggung jawab atas hidup mereka.