Perempuan Penjaga Hutan, Bentuk Nyata Perjuangan Woman Champion

Perempuan Penjaga Hutan, jadi salah satu karya yang patut diapresiasi tahun ini. Buku tersebut merupakan hasil karya para perempuan tangguh yang tergabung dalam gerakan women champion di bisang perhutanan sosial.

Buku ini resmi dirilis tepat saat peringatan Hari Pahlawan pada Jum’at (10/11) di Premiere Ballroom, Hotel Santika Premiere, Surabaya. Ada tiga perempuan yang mendapat sorotan dalam karya ini. Mereka adalah para pemimpin gerakan di tiga provinsi yakni Aceh Barat, Bengkulu, dan Sulawesi Tengah.

Pertama ada Masdalina, Sekretaris Lembaga Pengelola Hutan Kampung (LPHK) Damaran Baru, Aceh. Lalu, Rita Wati, Ketua Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama, Desa Pal Delapan, Bengkulu. Terakhir ada Velin, Sekretaris Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Masanang Himbiti, Rano, Sulawesi Tengah.

Ketiga perempuan inspiratif ini hadir dan berbincang bersama dua narasumber lainnya yaitu Pinky Saptandari, seorang gender specialist dan dosen Prodi Antropologi FISIP UNAIR Mujtaba Hamdi, Direktur Wahid Foundation.

Momen spesial ini dimoderatori oleh Heti Palestina Yunani yang sekaligus berperan sebagai editor dalam buku Perempuan Penjaga Hutan. Meski tugas yang diemban oleh para perempuan ini terbilang cukup berat, namun mereka berhasil memberi dampak positif bagi lingkungan hutan di Tanah Air.

Seperti pengelolaan lahan taman nasional, pemulihan lahan hutan yang telah mengalami kerusakan, hingga pemberdayaan ekonomi. Dengan terbitnya buku ini bisa jadi bukti nyata jika para perempuan bisa berdaya dan dapat memberikan kontribusi positif bagi hutan-hutan di Indonesia