Sudahkan membaca menjadi salah satu hal yang Womanblitzer lakukan setiap harinya? Ada pepatah yang mengatakan jika buku adalah jendela dunia. Melalui buku, Womanblitzer dapat mengetahui banyak informasi bahkan seakan membawa pikiran dan imajinasi berkeliling dunia. Namun, nyatanya membaca menjadi salah satu kegiatan yang kurang digemari oleh seseorang. Apalagi jika sudah berhadapan dengan buku sastra yang tak jarang menimbulkan banyak persepsi ‘berat’ lantaran gaya bahasanya yang tinggi dan susah untuk dimengerti. Bagi Womanblitzer yang ingin memulai membiasakan diri untuk membaca, berikut adalah deretan buku sastra dengan bahasa ringan yang cocok sebagai bacaan para pemula.
Bumi Manusia – Pramoedya Ananta Toer
Salah satu buku sastra dengan gaya bahasa ringan adalah buku berjudul Bumi Manusia karya sastrawan legendaris Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Mungkin pada bagian awal buku, Womanblitzer akan merasa sedikit kebingungan. Namun, setelah membaca dan mengikuti alurnya, Womanblitzer pasti akan jatuh hati dengan Bumi Manusia. Buku ini mengajak para pembaca untuk membayangkan kondisi bangsa Indonesia dengan segala persoalannya saat masa kolonial Belanda.
Hujan Bulan Juni – Sapardi Djoko Damono
Buku kedua yang juga bisa menjadi referensi Womanblitzer yang ingin memulai meningkatkan minat baca buku sastra yakni Hujan Bulan Juni karya Saparrdi Djoko Damono. Buku ini menjadi fenomenal sejak diterbitkan pada tahun 2015 silam. Buku setelah 135 halaman ini menceritakan kisah percintaan pelik antara Sarwono, dosen Antropolgi dengan Pingkan seorang dosen muda yang mengajar prodi Jepang di universitas yang sama. Ada banyak hal yang harus dihadapi keduanya terlebih lagi mengenai perbedaan soal suku, budaya serta agama kedunya. Kisah dalam buku Hujan Bulan Juni dikemas dengan apik dan secara moderen sehingga mudah untuk dimengerti dan diikuti.
Rectoverso – Dee Lestari
Buku Rectoverso merupakan karya dari Dee Lestari, seorang penulis yang mengawali karirnya sebagai penyanyi. Dalam buku ini, Dee Lestari menyajikan cerita pendek, uniknya, setiap judul cerita di buku ini memiliki kembaran dalam bentuk lagu yang sebuah album yang Dee Lestari buat dengan 11 judul yang sama. Rectoverso pun menjadi karya pertama di Indonesia yang memadukan dua seni antara literature dan musik.
Aku – Sjuman Djaya
Apa Womanblitzer penggemar film AADC? Jika iya mungkin sudah tidak asing dengan buku ini. Buku berjudul Aku ini ditulis oleh sutradara legendaaris Indonesia, Sjuman Djaya. Melalui buku ini, Sjuman Djaya menceritakan kisah dan perjalanan hidup Chairil Andwar. Mulai dari masa kecilnya, perjuangan saat penjajahan, perjuangan dalam membuktikan cinta hingga bergulat dengan penyakit TBC yang merenggut nyawanya. Dengan buku ini, pembaca akan diajak untuk mengenal sosok Chairil Anwar yang gemar membaca, menulis puisi hingga semangatnya melawan penjajah.