Jika anda salah satu penikmat film yang cukup menantang kemampuan otak, bisa jadi “Queen’s of Gambit” Adalah referensi anda. Penampilan Anna Taylor-Joy begitu memukau dan menunjukkan kekuatan wanita sendiri. Indonesia juga memiliki insan berbakat di bidang catur yakni Irene Kharisma Sukandar. Penampilannya sempat menghebohkan masyarakat setelah ia berhasil mengalahkan “Dewa Kipas” melalui pertandingan catur yang dilaksanakan secara langsung di Youtube Channel milik Deddy Corbuzier.
Irene sendiri berhasil menang mutlak di angka 3-0 pada pertandingan yang berlangsung pada 22 Maret lalu. Menurut GothamChess, pertandingan ini termasuk banyak diminati masyarakat karena ditonton lebih dari 1juta orang yang membuatnya minim kecurangan. Lalu, siapakah sosok Irene Sukandar sendiri?
Irene Kharisma Sukandar, wanita berusia 29 tahun ini berhasil menyabet gelar Grand Master Indonesia Wanita (GMIW) pada 2008 sekaligus menjadi pecatur Indonesia pertama yang meraihnya. Banyak penghargaan yang sudah diraih Irene salah satunya ketika ia memenangkan medali emas pada International Chess Blitz pada 27th Sea Games di Myanmar tahun 2013 lalu. Sosoknya yang sederhana dan inspiratif ini berhasil membuat masyarakat berdecak kagum akan bakat yang dimilikinya.
Mengutip Tribunnews, kiprah Irene di dunia catur dimulai saat mengikuti kejurnas catur tahun 1999 di Bekasi, Jawa Barat. Saat itu tim Sumatera Selatan kekurangan satu pemain dan ia pun akhirnya didaftarkan oleh tim Sumsel. Meski setelah masuk menjadi tim, Irene belum meraih nilai apapun. Namun sejak itu Irene menjadi tertantang dan mulai serius belajar catur hingga akhirnya masuk Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di Bekasi.
Di sekolah ini ia ditangani mantan pecatur nasional, MI Ivan Situru dan mulai memperlihatkan kemampuannya hingga memperoleh berbagai prestasi.
Pada tahun 2001, di usia sembilan tahun ia telah meraih gelar Master Percasi (MP). Setelah itu, prestasinya terus berderet dan di tahun 2002, ia memperoleh gelar Master Nasional Wanita (MNW). Bahkan, tahun 2004 ketika berlangsung Olimpiade Catur di Malorca, Spanyol, ia berhasil merebut gelar Master FIDE Wanita (MFW).
Melalui kanal YouTubenya, Irene sempat menyatakan bahwa profesi pecatur tidak bisa dipandang sebelah mata. Dari dunia caturlah dirinya justru bisa menggapai prestasi, memperoleh penghargaan, menempuh pendidikan hingga mendapat pekerjaan.
"Dari saya pribadi, saya bisa bilang catur ini ada uangnya, secara pemain profesional, contohnya sekarang saya di pelatnas, saya di gaji oleh negara, saya bermain di kejuaraan luar negeri saya diberikan uang fee yaitu uang tampil, jadi sebelum main itu sudah diberikan," kata Irene.
"Dari segi pendidikan, dari S1 di Universitas Gunadarma sampai S2 di Webster University Amreika Serikat, dua-duanya saya mempunyai beasiswa penuh," lanjut Iren.